Rabu, 25 Juni 2014
Sabtu, 21 Juni 2014
Posted by Unknown
| 11.21
Shahabat Bukan Munafik (Bantahan Terhadap Syubhat Ke-4)
Penulis: Al Ustadz Muhammad Umar
Di antara Syubhat dari kaum Syi’ah dan kaum mutasyayi’in (kaum yang terpe-ngaruh dengan syubhat Syi’ah) adalah ucapan mereka: “Shahabat nabi itu tidak semuanya mukmin, ada pula di antara mereka yang munafik”, “Masalah iman itu kan masalah ha-ti, bisa jadi pada lahirnya mereka seperti mukmin akan tetapi hatinya kafir”, atau ucapan: “Siapa tahu Abu Bakar dan Umar ternyata munafik”. Ucapan-ucapan syubhat dan tasykik (membikin keraguan) ini sering diucapkan oleh mereka untuk meragukan kemuliaan dan keimanan para shahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, dan pada akhirnya menjatuhkan kedudukan mereka.
Sesungguhnya, jika pertanyaan mereka adalah: “Siapa tahu hati mereka?”, maka jawabannya sangat jelas . Allahlah yang maha Mengetahui hati mereka sebagaimana dise-butkan dalam firman-Nya:
وَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْمُنَافِقِينَ. [العنكبوت: 11]
Dan sungguh Allah benar-benar mengetahui orang-orang yang beriman, dan sungguh Dia mengetahui orang-orang yang munafik. (Al-Ankabut: 11)Dan Allah berjanji akan memberitahu ciri-ciri mereka secara detail. Bahkan dalam beberapa kejadian, Allah telah memisahkan siapa munafiqin dan siapa para shahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia. Allah berfirman:
مَا كَانَ اللَّهُ لِيَذَرَ الْمُؤْمِنِينَ عَلَى مَا أَنْتُمْ عَلَيْهِ حَتَّى يَمِيزَ الْخَبِيثَ مِنَ الطَّيِّبِ… ال عمران: 179
Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kalian sekarang ini, sehingga Dia menyisih-kan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin)… (Ali Imran: 179)
Tentang ayat ini Ibnu Katsir berkata: “…yaitu pasti Allah akan berikan suatu cobaan yang akan menampakkan wali-wali-Nya dan mem-permalukan musuh-musuh-Nya dan akan di-ketahui siapa mukmin yang sabar dan siapa munafik yang jahat…” (Tafsir Ibnu Katsir 1/468)
Juga Allah mengancam orang-orang munafik untuk membongkar kedok mereka dalam ayat-Nya:
أَمْ حَسِبَ الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ أَنْ لَنْ يُخْرِجَ اللَّهُ أَضْغَانَهُمْ (29) وَلَوْ نَشَآءُ َلأَرَيْنَاكَهُمْ فَلَعَرَفْتَهُمْ بِسِيمَاهُمْ وَلَتَعْرِفَنَّهُمْ فِي لَحْنِ الْقَوْلِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ أَعْمَالَكُمْ. محمد: 29-30
Atau apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mere-ka? Dan kalau Kami kehendaki, niscaya Kami tunjukkan mereka kepadamu sehingga kamu benar-benar dapat mengenal mereka dengan tanda-tandanya. Dan kamu benar-benar akan mengenal mereka dari kiasan-k-iasan perkataan mereka dan Allah menge-tahui perbuatan-perbuatanmu. (Muhammad: 29-30)
Dan Allah memiliki hikmah dalam taqdir-Nya ketika Ia menguji setiap orang yang mengaku beriman dengan berbagai ma-cam ujian, hingga terlihat siapakah di antara mereka yang benar-benar beriman dan siapa-kah yang berdusta (munafik).
الم (1) أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا ءَامَنَّا وَهُمْ لاَ يُفْتَنُونَ (2) وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ. العنكبوت: 1-3
Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) berkata: “Kami telah beriman”, sedangkan mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami te-lah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah menge-tahui orang-orang yang benar dan sesung-guhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (Al-Ankabut: 1-3)
Ujian pertama yang dihadapi oleh orang-orang yang beriman dari kalangan para shahabat nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah gangguan dan penyik-saan dari kaumnya di Mekah. Sebagian mere-ka disiksa dengan api. Sebagian lainnya di-usir, dicela dan dicaci-maki dengan berbagai macam tuduhan yang keji.
Dengan demikian semua orang paham bahwa para shahabat yang masuk Islam di Mekah sebelum hijrah adalah orang-orang yang telah terbukti keislaman dan keima-nannya, dan terbebas dari tuduhan munafik, karena tidak mungkin ada seorang yang ber-pura-pura masuk Islam ketika itu untuk dicaci-maki, dan disiksa.
Ujian berikutnya adalah perintah untuk hijrah yaitu untuk meninggalkan negeri dan tanah tumpah darahnya serta meninggalkan sanak saudaranya yang masih kafir dalam rangka mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya. Allah katakan tentang mereka:
لِلْفُقَرَاءِ الْمُهَاجِرِينَ الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِنْ دِيارِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا وَيَنْصُرُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ. الحشر: 8
(Juga) bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari har-ta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan-Nya dan mereka menolong Allah dan RasulNya. Mereka itulah orang-orang yang benar. (Al-Hasyr: 8)
Dalam ayat ini Allah memuji para muhajirin dengan kalimat ash-Shadiqiin (orang-orang yang jujur dan benar imannya).
Demikian pula orang-orang yang beriman di Madinah, mereka menyambut dan mempersiapkan tempat bagi para muhajirin, bahkan mereka lebih mementingkan tamu-tamunya tersebut melebihi daripada diri dan keluarganya. Maka Allah pun memuji para shahabat dari kalangan Anshar tersebut.
وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَاْلإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلاَ يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ. الحشر: 9
Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshar) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshar) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Mu-hajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung. (Al-Hasyr: 9)
Dalam ayat ini Allah menjuluki kaum Anshar dengan kalimat al-Muflihuun (orang-0rang yang akan mendapatkan kemenangan dan kemuliaan). Merekalah yang disebut sebagai as-Saabiqunal Awwalun yaitu kaum muha-jirin dan kaum Anshar.
Jihad Sebagai Tolok Ukur
Ketika kaum muslimin mulai kuat dan banyak di Madinah, muncullah orang-orang yang berpura-pura mengaku sebagai muslim, pengikut Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, namun dalam hatinya menyimpan kekufuran. Hal ini mereka laku-kan agar terlindung jiwa dan harta mereka, yakni karena takut dibunuh dan dirampas hartanya sebagai pampasan perang.Tentu saja mereka (orang-orang mu-nafiq) itu adalah kaum yang paling tidak suka sesuatu yang akan mengorbankan diri dan hartanya. Sehingga ketika turun perintah un-tuk berjihad, terlihat bahwa merekalah yang paling pertama menolak dan menghindarinya dengan alasan yang dibuat-buat. Dengan perintah untuk berjihad ini terpisahlah de-ngan jelas antara dua golongan yaitu mereka yang lulus (mukmin) dan yang gagal (munafik).
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ. محمد: 31
Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kalian agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kalian, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) keadaan kalian. (Muhammad: 31)
Tentang mereka yang lulus pada ujian ini, Allah katakan:
وَالَّذِينَ ءَامَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ ءَاوَوْا وَنَصَرُوا أُولَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ. الأنفال: 74
Dan orang-orang yang beriman dan ber-hijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediam-an dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Me-reka memperoleh ampunan dan rezeki (nik-mat) yang mulia. (Al-Anfaal: 74)
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ ءَامَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ. الحجرات: 15
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang beriman ke-pada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mere-ka tidak ragu-ragu dan berjuang (ber-jihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang be-nar. (Al-Hujuraat: 15)
Dalam ayat di atas, Allah kembali memuji mereka dan menggelarinya sebagai ash-Shaadiquun yaitu orang-orang yang jujur dan be-nar-benar beriman, bukan kaum munafik.
Adapun orang-orang yang tidak jujur alias pendusta, berpura-pura masuk Islam, tetapi memendam kekafiran dan penentangan dalam hatinya, mereka telah gagal dalam menghadapi ujian yang berat ini. Allah tampakkan kemunafiqan mereka dalam beberapa kejadian.
Setiap mereka berupaya untuk meng-hindari jihad dengan kedustaan-kedustaan dan sumpah-sumpah palsu, Allah menurun-kan ayat-Nya yang menceritakan alasan-alasan mereka itu. Allah katakan dalam ayat-ayat tersebut dengan kalimat: “Berkata kaum munafik…” atau kalimat “Berkata dengan mulutnya yang tidak ada dalam hatinya”. Sehingga Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabatnya mengerti tentang siapa-siapa orang-orang munafik. Bahkan kaum muslimin setelahnya dan kita semua mengetahui siapa para muna-fik itu satu persatu.Allah berfirman:
وَلِيَعْلَمَ الَّذِينَ نَافَقُوا وَقِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا قَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوِ ادْفَعُوا قَالُوا لَوْ نَعْلَمُ قِتَالاً لَاتَّبَعْنَاكُمْ هُمْ لِلْكُفْرِ يَوْمَئِذٍ أَقْرَبُ مِنْهُمْ لِلْإِيمَانِ يَقُولُونَ بِأَفْواهِهِمْ مَا لَيْسَ فِي قُلُوبِهِمْ وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا يَكْتُمُونَ. ال عمران: 167
Dan supaya diketahui siapa orang-orang yang munafik. Kepada mereka dikatakan: “Marilah berperang di jalan Allah atau pertahankanlah (dirimu)”. Mereka ber-kata: “Sekiranya kami mengetahui peperangan, tentulah kami mengikutimu”. Mereka pada hari itu lebih dekat kepada kekafiran dari pada keimanan. Mereka mengatakan de-ngan mulutnya apa yang tidak terkandung dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan. (Ali Imran: 167)
أَلَمْ تَر إِلَى الَّذِينَ نَافَقُوا يَقُولُونَ لِإِخْوَانِهِمُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَئِنْ أُخْرِجْتُمْ لَنَخْرُجَنَّ مَعَكُمْ وَلَا نُطِيعُ فِيكُمْ أَحَدًا أَبَدًا وَإِنْ قُوتِلْتُمْ لَنَنْصُرَنَّكُمْ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ. الحشر: 11
Apakah kalian tidak memperhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada sauda-ra-saudara mereka yang kafir di antara ahli kitab: “Sesungguhnya jika kalian diusir nis-caya kamipun akan keluar bersamamu; dan kami selama-lamanya tidak akan patuh ke-pada siapapun untuk (menyusahkan) kamu, dan jika kalian diperangi pasti kami akan membantu kalian.” Dan Allah menyaksikan bahwa sesungguhnya mereka benar-benar pendusta. (Al-Hasyr: 11)
يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ غَرَّ هَؤُلآءِ دِينُهُمْ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ. الأنفال: 49
(Ingatlah), ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata: “Mereka itu (orang-orang mukmin) ditipu oleh agamanya”. (Allah berfirman): “Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (Al-Anfaal: 49)
وَإِذْ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ إِلاَّ غُرُورًا. الأحزاب: 12
Allah berfirman: Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata:”Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya”. (Al-Ahzaab: 12)
Selain dengan kalimat-kalimat tersebut di atas, Allah juga jelaskan mereka dengan kalimat yang semakna dan senada seperti al-Mukhalafuun (yakni orang-orang yang meng-hindar dari jihad), “yang tidak jujur”, atau “yang di hatinya ada penyakit” dan lain-lainnya.
Allah berfirman:
فَرِحَ الْمُخَلَّفُونَ بِمَقْعَدِهِمْ خِلَافَ رَسُولِ اللَّهِ وَكَرِهُوا أَنْ يُجَاهِدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَقَالُوا لاَ تَنْفِرُوا فِي الْحَرِّ قُلْ نَارُ جَهَنَّمَ أَشَدُّ حَرًّا لَوْ كَانُوا يَفْقَهُونَ. التوبة: 81
Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut perang) itu, merasa gembira dengan ting-galnya mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mere-ka berkata: “Janganlah kalian berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini”. Katakanlah: “Api neraka jahannam itu lebih sangat panas(nya)” jika mereka mengetahui. (At-Taubah: 81)
سَيَقُولُ لَكَ الْمُخَلَّفُونَ مِنَ اْلأَعْرَابِ شَغَلَتْنَا أَمْوَالُنَا وَأَهْلُونَا فَاسْتَغْفِرْ لَنَا يَقُولُونَ بِأَلْسِنَتِهِمْ مَا لَيْسَ فِي قُلُوبِهِمْ قُلْ فَمَنْ يَمْلِكُ لَكُمْ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا إِنْ أَرَادَ بِكُمْ ضَرًّا أَوْ أَرَادَ بِكُمْ نَفْعًا بَلْ كَانَ اللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا. الفتح: 11
Orang-orang Badwi yang tertinggal (tidak turut ke Hudaibiyah) akan mengatakan: “Harta dan keluarga kami telah merinta-ngi kami, maka mohonkanlah ampunan untuk kami”; mereka mengucapkan dengan lidahnya apa yang tidak ada dalam hati-nya. Katakanlah: “Maka siapakah (gerang-an) yang dapat menghalang-halangi ke-hendak Allah jika Dia menghendaki kemu-dharatan bagimu atau jika Dia meng-hendaki manfa’at bagimu. Sebenarnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Fath: 11). Wallahu a’lam
Senin, 16 Juni 2014
Posted by Unknown
| 12.41
Kue Pisang Dadar
Bahan :
-125 gram tepung terigu
-1 sdt baking powder
-½ sdt garam
-2 butir telur
-2 sdm gula pasir
-150 ml santan
-3 tetes pasta pandan
-1 sdm mentega
-3 buah pisang, potong bulat.
-1 sdt baking powder
-½ sdt garam
-2 butir telur
-2 sdm gula pasir
-150 ml santan
-3 tetes pasta pandan
-1 sdm mentega
-3 buah pisang, potong bulat.
Cara Membuat :
1. Campur tepung terigu, baking
powder, garam. Sisihkan.
2. Kocok telur dan gula sampai kental. Masukkan terigu dan pasta pandan, santan secara bergantian. Aduk rata.
3. Masukkan mentega. Aduk rata.
4. Panaskan panci cetakan anti lengket. Isi 1 sendok sayur adonan. Biarkan berlubang-lubang. Atur irisan pisang. Masak sampai matang.
2. Kocok telur dan gula sampai kental. Masukkan terigu dan pasta pandan, santan secara bergantian. Aduk rata.
3. Masukkan mentega. Aduk rata.
4. Panaskan panci cetakan anti lengket. Isi 1 sendok sayur adonan. Biarkan berlubang-lubang. Atur irisan pisang. Masak sampai matang.
Untuk lebih lengkapnya baca di Resep Kue Lezat
http://resepkuelezzat.com
http://resepkuelezzat.com
Kamis, 12 Juni 2014
Posted by Unknown
| 08.42
FASE GRUP
Jumat, 13 Juni
03:00 Grup A - Brasil vs Kroasia 23:00 Grup A - Meksiko vs Kamerun Sabtu, 14 Juni 02:00 Grup B - Spanyol vs Belanda 05:00 Grup B - Cili vs Australia 23:00 Grup C - Kolombia vs Yunani Minggu, 15 Juni 02:00 Grup D - Uruguay vs Kosta Rika 05:00 Grup D - Inggris vs Italia 08:00 Grup C - Pantai Gading vs Jepang 23:00 Grup E - Swiss vs Ekuador Senin, 16 Juni 02:00 Grup E - Prancis vs Honduras 05:00 Grup F - Argentina vs Bosnia-Herzegovina 23:00 Grup G - Jerman vs Portugal Selasa, 17 Juni 02:00 Grup F - Iran vs Nigeria 05:00 Grup G - Ghana vs Amerika Serikat 23:00 Grup H - Belgia vs Aljazair Rabu, 18 Juni 02:00 Grup A - Brasil vs Meksiko 05:00 Grup H - Rusia vs Korea Selatan 23:00 Grup B - Australia vs Belanda Kamis, 19 Juni 02:00 Grup B - Spanyol vs Cili 05:00 Grup A - Kamerun vs Kroasia 23:00 Grup C - Kolombia vs Pantai Gading Jumat, 20 Juni 02:00 Grup D - Uruguay vs Inggris 05:00 Grup C - Jepang vs Yunani 23:00 Grup D - Italia vs Kosta Rika Sabtu, 21 Juni 02:00 Grup E - Swiss vs Prancis 05:00 Grup E - Honduras vs Ekuador 23:00 Grup F - Argentina vs Iran Minggu, 22 Juni 02:00 Grup G - Jerman vs Ghana 05:00 Grup F - Nigeria vs Bosnia-Herzegovina 23:00 Grup H - Belgia vs Rusia Senin, 23 Juni 02:00 Grup H - Korea Selatan vs Aljazair 05:00 Grup G - Amerika Serikat vs Portugal 23:00 Grup B - Australia vs Spanyol 23:00 Grup B - Belanda vs Cili Selasa, 24 Juni 03:00 Grup A - Kamerun vs Brasil 03:00 Grup A - Kroasia vs Meksiko 23:00 Grup D - Italia vs Uruguay 23:00 Grup D - Kosta Rika vs Inggris Rabu, 25 Juni 03:00 Grup C - Jepang vs Kolombia 03:00 Grup C - Yunani vs Pantai Gading 23:00 Grup F - Nigeria vs Argentina 23:00 Grup F - Bosnia-Herzegovina vs Iran Kamis, 26 Juni 03:00 Grup E - Honduras vs Swiss 03:00 Grup E - Ekuador vs Prancis 23:00 Grup G - Amerika Serikat vs Jerman 23:00 Grup G - Portugal vs Ghana Jumat, 27 Juni 03:00 Grup H - Korea Selatan vs Belgia 03:00 Grup H - Aljazair vs Rusia |
BABAK 16 BESAR
Sabtu, 28 Juni
23:00 [1] Juara Grup A vs Runner-up Grup B Minggu, 29 Juni 03:00 [2] Juara Grup C vs Runner-up Grup D 23:00 [3] Juara Grup B vs Runner-up Grup A Senin, 30 Juni 03:00 [4] Juara Grup D vs Runner-up Grup C 23:00 [5] Juara Grup E vs Runner-up Grup F Selasa, 1 Juli 03:00 [6] Juara Grup G vs Runner-up Grup H 23:00 [7] Juara Grup F vs Runner-up Grup E Rabu, 2 Juli 03:00 [8] Juara Grup H vs Runner-up Grup G |
PEREMPAT-FINAL
Jumat, 4 Juli
23:00 [B] Pemenang 5 vs Pemenang 6 Sabtu, 5 Juli 03:00 [A] Pemenang 1 vs Pemenang 2 23:00 [D] Pemenang 7 vs Pemenang 8 Minggu, 6 Juli 03:00 [C] Pemenang 3 vs Pemenang 4 |
SEMI-FINAL
Rabu, 9 Juli
03:00 Pemenang A vs Pemenang B Kamis, 10 Juli 03:00 Pemenang C vs Pemenang D |
PEREBUTAN TEMPAT KETIGA
Minggu, 13 Juli
03:00 Kalah semi-final 1 vs Kalah semi-final 2 |
FINAL
Senin, 14 Juli
02:00 Menang semi-final 1 vs Menang semi-final 2 |
*waktu dalam WIB
Rabu, 11 Juni 2014
Posted by Unknown
| 19.53
MENGURANGI SUMBER FRIKSI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi Tugas Mandiri pada
Mata Kuliah Manajemen Kelas
(Muh. Hanif, S.
Ag., M. Ag., MA)
Oleh:
Muzaeni
Frida Fathurahman
(1123301196)
6 PAI
1
TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM NEGERI
PURWOKERTO
2014
PENDAHULUAN
Dalam setiap proses
pembelajaran tentunya terdapat potensi gangguan dari siswa. Dalam beberapa
tahun belakangan, perkembangan akan pengajaran yang memadukan berbagai
kemampuan siswa dalam bentuk kerja kelompok telah meningkatkan potensi
tersebut. Oleh karena itu guru-guru saat ini rentan terhadap waktu-waktu
tersebut yang biasa digunakan oleh siswa untuk membuat friksi atau gangguan.[1] Empat
sumber/penyebab utama dari sebuah friksi dikemukakan oleh Francis (1975)
seperti kebisingan, bermain-main, berpindah-pindah tempat dan mengobrol. Semua
sumber friksi tersebut merupakan tantangan tersendiri bagi guru. Apabila guru
salah menangani masing-masing darinya maka akan menjadi sebuah iritasi kecil
sampai akhirnya menjadi konfrontasi yang serius.
Kebisingan, sebagai contoh,
mengesek-gesekkan kaki atau kertas, menggeserkan bangku atau teletekan dalam bahasa jawa, batuk yang
dibuat-buat atau perwujudan hal yang lebih buruk apapun sangat mungkin
digambarkan sebagai bentuk kesengajaan. Bahkan mencoba mendefinisikan
indikasi-indikasi betapa kecilnya suatu pelanggaran dan betapa sulitnya untuk
melakukan tuduhan atas hal ini.
Pada umumnya gangguan-gangguan yang
dilakukan oleh siswa mengandung beberapa unsur kesengajaan yang hakikatnya
adalah ingin mendapat perhatian dari kelas. Dalam konteks ini, (Dreikurs dan
Casse dalam T. Raka Joni: 1989) membedakan empat kelompok masalah siswa yang
bersifat individual, seperti: attention-getting behaviors, power seeking
behaviors, revenge seeking behaviors dan disability manisfestation.[2]
Dengan beberapa
gangguan-gangguan tersebut, pantaslah bagi guru untuk segera mengatasi hal-hal
yang dapat merusak konsentrasi kelas ketika berlangsung proses pembelajaran sehingga
tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dicanangkan dapat tercapai.
A.
Tingkah Laku yang
Mengganggu
Banyak sekali dari siswa yang bertingkah laku yang
cenderung mengganggu aktivitas pembelajaran. Hal ini sangat penting bagi guru
dan siswa untuk mengerti dan memahami apa itu tingkah laku yang mengganggu agar
dapat menyadari akan pentingnya menjaga konsentrasi ketika dalam proses
pembelajaran.[3]Terdapat
kurang lebih empat pengertian tingkah laku yang mengganggu, bahwa tingkah laku
yang mengganggu adalah tingkah laku yang:
1.
Mengganggu proses pembelajaran pada satu atau beberapa
siswa,
2.
Mengancam keselamatan seorang atau beberapa siswa,
3.
Memaksa secara langsung untuk mengerjakan tugas atau
piket kelas,
4.
Memaksa untuk memaklumi adat istiadat yang menyimpang
(seperti berbicara kotor atau sentuhan yang tidak pantas).
B.
Sumber Friksi
Menurut Francis (1975), ada empat sumber gangguan yang
dapat menghambat proses pembelajaran, seperti
kebisingan, kehilangan peralatan tulis, berpindah-pindah tempat dan mengobrol.
Semua sumber friksi tersebut merupakan tantangan tersendiri bagi guru. Apabila
guru salah menangani masing-masing darinya maka akan menjadi sebuah iritasi
kecil sampai akhirnya menjadi konfrontasi yang serius.
1.
Kebisingan (noisy)
Kebisingan
mungkin menjadi suatu yang biasa dilakukan siswa ketika tidak memiliki
aktifitas. Mereka sering kali menggeser-geserkan kaki atau kertas, memainkan
meja untuk teletekan dan bangku atau batuk yang dibuat-buat[4]atau
perwujudan tingkah laku apapun yang lebih buruk sangat mungkin digambarkan
sebagai bentuk kesengajaan.
2.
Kehilangan Alat Tulis (losing
equipment)
Kehilangan
atau kerusakan alat-alat tulis sangat mungkin dapat menjadi sumber potensial
lain dari sebuah friksi, terutama ketika terdapat kesempatan bagus dari siswa
untuk menunjukkan bahwa alatnya rusak dan melukai dirinya. Saat mereka
memprotes “saya mempunyai penggaris, tetapi seseorang telah mengambilnya, atau “saya
tidak bisa membantunya jika pensilnya masih tumpul” dapat menjadi sesuatu yang
sangat menjengkelkan apalagi ketika guru merasa siswa kelasnya telah
menyebarkan kecurigaannya bahwa perbuatan itu hanya dibuat-buat.
3.
Berpindah-pindah Tempat (movement)
Sering kali siswa tak nyaman
dan bosan hingga akhirnya dia berpindah-pindah tempat. Berpindah-pindah tak
dapat disangkal merupakan sebuah masalah karena bagaimanapun pergerakannya
dapat mengganggu aktivitas pembelajaran selain kebisingan dan kehilangan alat
tulis. Dengan banyaknya aktivitas kelompok yang menuntut banyak gerak, ada
semacam ‘godaan’ pada siswa untuk berjalan kesana-kemari untuk menggosip dan
tertawa terbahak-bahak.[5]
Ketika dipergoki guru, siswa akan berdalih bahwa mereka sedang mencari materi
pembelajaran atau berpura-pura penasaran dan terkagum dengan pekerjaan kelompok
lain sehingga ingin berjalan-jalan, dan itu mungkin akan membuat guru
terkelabuhi.
4.
Mengobrol (chatting)
Mengobrol juga akan sangat
mengganggu aktivitas pembelajaran walaupun hanya berbisik-bisik. Apalagi dengan
metode pembelajaran yang mengharuskan anak untuk berkomentar terhadap
pekerjaannya dan orang lain. Namun ini lebih baik dari pada hanya menjawab
ketika guru bertanya. Ketika sesi pertanyaan dan diskusi dibuka, mulailah
keributan dan suara-suara ramai akan mengganggu konsentrasi. Apabila hal ini
terjadi pada seorang guru yang masih muda, tentunya dia akan sangat mudah
tersulut emosi.
C.
Mengurangi Sumber Friksi
Beberapa masalah di atas dapat direduksi dengan
memberikan pemikiran yang cermat terhadap tugas maupun tanggungjawab sebagai
seorang guru.[6]
Marland (1975) menyarankan untuk selalu menaruh catatan di papan tulis dan
berbagai perlengkapannya yang ditugaskan kepada kelompok-kelompok tertentu
untuk mencatatnya sebagai bentuk
tanggung jawab, dengan disertakan juga nama orang yang bertanggung jawab
atas tugas tersebut. Peraturan yang sama juga dapat dibuat untuk mengatur
lalu-lalang siswa dan obrolan dengan membatasinya berjalan-jalan dan berbicara
dengan bagian-bagian tertentu di dalam ruangan kelas. Beberapa cara untuk
mengurangi sumber friksi adalah sebagai berikut
1.
Mengantisipasi tingkah laku awal (manipulating surface
behavior)
Pada masa ini, kebanyakan
tingkah laku menyimpang adalah berasal dari aktifitas siswa untuk mencari
perhatian atau mencari hal-hal lain supaya rasa bosannya hilang. Hal ini
sebaiknya tidak dilihat sebagai perang untuk kekuasaan atau misi untuk balas
dendam, meskipun motif-motif tersebut mungkin segera menjadi kenyataan dan
berakibat konfrontasi yang berlebihan jika guru salah menangani masalah
tersebut.
2.
Bekerja sama dengan kelas yang ramai
Kebisingan saat diskusi
kelas dapat diatasi apabila guru menerapkan pendekatan yang tepat sehingga
memperoleh hasil yang optimal. Penanganan kebisingan membutuhkan ketekunan,
pengkoordinasian dan refleksi terus-menerus hingga guru dan siswa dapat
merasakan kondisi yang dapat mendukung konsentrasi proses belajar mengajar.[7]
Beberapa siswa beranggapan bahwa kebisingan adalah hal biasa untuk mereka dan
guru akan jarang mendappat situasi yang tenang dan memungkinkan untuk
meneruskan proses belajar mengajar. Beberapa langkah untuk mengatasi kebisingan
adalah sebagai berikut.
a.
Ambilah tempat kira-kira di tengah-tengah kelas yang
memungkinkan dapat menjaga ketenangan saat diskusi tanpa mengajak siswa
terdekat untuk berbincang-bincang.[8]
b.
Berikanlah waktu pada siswa untuk mengobrol sekedarnya.
Hal ini mungkin membatasi waktu siswa untuk mengobrol ketika pelajaran dimulai.
c.
Berundinglah dengan orang tua siswa yang memungkinkan
membantu mereka dalam membangun sistem reward untuk anak mereka atas
tingkah laku positif yang mereka lakukan.
d.
Izinkan siswa untuk berkomunikasi selama pengerjaan tugas
melalui catatan atau bisikan yang tidak mengganggu. Namun, penyalahgunaan
haknya untuk hal ini sebaiknya telah diantisipasi dan disepakati oleh kelas.
e.
Berikan peringatan atau sinyal tanda peringatan (seperti
menyalakan dan mematikan lampu) jika kebisingan menjadi-jadi, dan terapkanlah
konsekuensi yang telah ditetapkan sebelumnya.
3.
Pengabaian yang terencana (planned ignoring)
Beberapa tingkah laku yang
provokatif cepat lambatakan menjengkelkan sendiri kecuali ada penanganan dari
guru. Perilaku tersebut sering kali membuat guru kesusahan untuk menanganinya.
Suara tak tentu, bergumam atau menirukan gaya tertentu ketika pembelajaran
adalah sebagian contoh kecil dari tindakan-tindakan mereka yang provokatif.[9]
Namun demikian,
penitikberatan tetap harus pada pengabaian yang terencana, dari pada sekedar
berharap agar gangguan tesebut akan hilang dengan sendirinya. Ketulian
misalnya, harus kredibel dalam keadaan seperti itu atau hal tersebut hanya akan
membuat situasi lebih buruk. Pura-pura tidak sadar dari siswa akan kelakuannya
yang menyimpang sebaiknya ditanggapi dengan perhatian positif.
4.
Membuat Kode-kode/Sinyal Gangguan (signal
interference)
Jika rupanya menggunakan
strategi pengabaian tidak berjalan efektif, maka langkah selanjutnya adalah
melakukan percobaan untuk menghambat tingkah laku yang menggangu dengan
membuatnya tenang bahwa sumber gangguan tersebut telah dihilangkan. Sinyal ini
semestinya menghentikan perlakuan-perlakuan yang salah selanjutnya.
Sekali kontak mata telah
dilakukan, sinyal guru mungkin berbentuk gestur seperti menggunakan muka yang
cemberut, mengangkat alis atau bulu mata, mengedeg-gedeg kan kepala, atau
menggerakkan jari telunjuk sebagai bentuk peringatan. Seringkali sinyal
tersebut mungkin melibatkan sebuah ketenangan, secara pribadi ditujukan untuk
berhenti melakukan gangguan. Hal terpenting adalah memastikan bahwa sinyal
tersebut dimengerti oleh siswa. Sebagaimana Long dan Newman (1976) menerangkan,
sebagian anak-anak akan melihatmu berdiri dan mengawasinya setiap hari tanpa
membantunya untuk mengontrol satupun tingkah lakunnya.
5.
Kontrol Kedekatan (proximity control)
Jika menggunakan
sinyal-sinyal tersebut di atas gagal, kegelisahan dan kegembiraan mungkin dapat
diatasi oleh kedekatan secara fisik oleh guru. Cukuplah dengan berjarak satu
hasta dengannya, guru dapat menyediakan sumber ketenangan dan kondisi yang
aman. Kebanyakan siswa akan menghentikan aktivitasnya yang tidak bermanfaat
seperti mengobrol dan langsung melanjutkan tugasnya ketika guru mendekatinya.
Untuk keberhasilan dalam
melakukan kontrol kedekatan membutuhkan untuk dicoba pada langkah awal sebelum
tingkah laku buruk mulai muncul. Hal itu juga membutuhkan untuk dihubungkan
dengan langkah “meningkatkan perhatian”.
6.
Meningkatkan Perhatian(interest boosting)
Perhatian dan sikap
penyayang guru di dalam pekerjaan siswa dapat mengembalikan fokus mereka ke
dalam pelajaran.[10]Intervensi
haruslah yang spesifik, dari pada harus berbentuk umum. Sebagai contoh, “apakah
kamu ingat untuk menghitung kembali?” dari pada “bagaimana kamu menyikapi
jumlah tersebut?”.
Menilai hasil kerja sejauh
ini merupakan hal yang mudah untuk diintervensi, menawarkan bantuan pada tugas
yang sedang dikerjakan, dari pada harus melakukan perlawanan dengan tingkah
laku yang mengganggu.
7.
Kurangi tensi gangguan dengan humor
Ketika ada konfrontasi
antara guru dan siswa, jika atmosfer kelas menjadi tercemar oleh gangguan yang
tak terlihat siapa pelakunya dan bahkan disikapi dengan kemarahan dan tensi
yang tinggi. Kondisi akan dapat diatasi dengan humor atau komentar yang
menggambarkan perhatian untuk sisi lucu dari situasi tertentu.
8.
Memberi suntikan kasih sayang (hypodermic affection)
Mengatasi gangguan dengan
kecemasan dan rasa frustrasi dapat diubah dengan sebuah “injeksi/suntikan” akan
pujian atau kasih sayang. Guru harus memastikan bahwa melalui cara suntikan ini
telah diatur dengan baik dan tidak dengan unsur kekerasan. Dengan kata lain,
teknik ini sangat penting bahwa pujian itu berharga dan kasih sayang sangatlah
bermakna bagi siswa. Pada sebagian siswa, pmberian sanksi di depan
teman-temannya akan menimbulkan efek negatif dari pada positifnya. Kasih
sayang, juga demikian, dapat menjadi masalah. Kecenderungannya disini adalah
kebutuhan untuk menyampaikan perasaan sayang yang sebenarnya dari pada hanya
sebatas sikap yang menjemukan secara sentimen. Permohonan secara langsung (direct
appeal)
Terkadang keributan yang
memuncak dapat dicegah ketika guru membuat semacam permohonan secara langsung
kepada siswa untuk menyadari nilai-nilai kesantunan.[11]
Walaupun ini akan menjadikan kesinisan dari siswa dan karena kenyataan bahwa
anak-anak zaman sekarang kurang respek terhadap nilai-niai kerjasama,
sportifitas, dan kebaikan, setidaknya akan menjadikan hal tersebut sebagai
penghargaan yang tinggi bagi siswa yang mungkin mau berhenti berbuat friksi
setelah guru memohon secara langsung padanya.
KESIMPULAN
Pada dasarnya
gangguan-gangguan yang dilancarkan siswa berorientasi pada beberapa hal, yaitu
karena ingin mendapat perhatian, atau merasa bosan di kelas. Siswa-siswa
pembuat gangguan tersebut sudah pasti menjadi objek bagi guru untuk
mengatasinya agar tidak megganggu siswa-siswa yang lain. Namun dalam
penanganannya, guru harus hati-hati dan selektif memilih tekniknya agar tidak
membuat masalah menjadi bertambah kacau dan bahkan menjadikan siswa menjadi
resisten terhadapnya. Apabila guru menanganinya dengan penuh perhatian dan
kasih sayang, maka siswa akan dengan sangat gembira mau memperhatikan
perintah-perintah guru dan merasa dihargai. Tetapi jika guru tidak pandai dalam
melihat situasi di kelas dan bahkan menggunakan kekerasan, maka siswa akan
berbalik melawan dengan konfrontasi yang lebih buruk.
DAFTAR PUSTAKA
Barnes, Rob. 2006. The Practical Guide to Primary Classroom
Management. London: Pul Chapman
Publishing.
Colin J. Smith and Robert Laslett. 2002.Effective classroom
management A teacher’s guide. London: Roudledge.
Mulyadi. 2009. Classroom Management: Mewujudkan Suasana Kelas yang
Menyenangkan bagi Siswa. Malang: UIN Malang Press.
Wiseman, Dennis. 2014. Best Motivation and Management in the Classroom. U.S.A:
Charles C. Tomas Publisher.
Langganan:
Postingan (Atom)